Tiga tahun bisa membaca kitab kuning.
Istilah
kitab kuning sudah dikenal di kalangan para santri dan kiai yang pernah
mengenyam pendidikan di pesantren, khususnya pesantren yang ada nilai
salafiahnya.
Dinamai kitab kuning karena bahan kertasnya
berwarna kuning. Hal ini untuk memudahkan orang-orang pada masa lalu
untuk membaca dalam keadaan gelap, mengingat saat itu penerangan belum
memadai.
Selama satu dekade terakhir ini, pengajaran kitab-kitab
kuning di pondok-pondok pesantren sudah jauh berkurang. Akan tetapi,
tidak begitu di Pondok Pesantren At-Tarbiyah.
Pesantren yang
terletak di Dusun Margamukti RT 04 RW 04 Desa Licin, Kecamatan Cimalaka,
Kabupaten Sumedang, Jawa Barat secara konsisten terus mengajarkan kitab
kuning. Di pondok tersebut, pendidikan kitab kuning masih menjadi yang
utama.
"Kami sejak awal berdiri sampai sekarang konsisten
mengajari kitab kuning kepada para santri," ujar pemimpin Pondok
Pesantren At-Tarbiyah KH Afief Abdul Lathief kepada Republika baru-baru ini.
Sampai
saat ini, kitab kuning yang diajarkan meliputi ilmu fikih, akidah,
akhlak, tasawuf, tata bahasa Arab (ilmu nahwu dan ilmu sharaf), hadis,
tafsir, 'ulumul qur'aan, hingga ilmu sosial dan kemasyarakatan
(muamalah). "Metode yang kami pakai merupakan modifikasi dari salafi
disesuaikan tuntutan zaman."
Ia memandang pengajaran kitab kuning
di pesantren-pesantren sudah semakin langka belakangan ini. Banyak
pondok pesantren (ponpes) dinilainya sudah kehilangan arah.
Salah
satu tantangannya memberi pendidikan kitab kuning, ujar Afief, adalah
kemunculan teknologi informasi berupa internet yang semakin mudah
diakses di mana saja dan kapan saja. Para santri saat ini sudah biasa
memanfaatkan internet melalui telepon-telepon genggam yang mereka
miliki.
"Kemudahan mengakses internet memang merupakan kemajuan
di bidang teknologi, akan tetapi sering yang diambil (para santri)
adalah sisi negatifnya.''
Hal ini, salah satu yang membuat
gairah mempelajari kitab kuning semakin berkurang. ''Terus terang
tantangan kami saat ini lebih berat dibandingkan dulu," kata Kiai Afief.
Selain
masalah teknologi, masalah kedisiplinan juga menjadi pekerjaan rumah
banyak ponpes. Kiai Afief mengungkapkan, sedikit saja tindakan tegas
yang dilakukan akan dipandang sebagai kekerasan yang melanggar hak asasi
manusia (HAM).
Portal Dakwah dan Informasi PPs. Sabilil Rasyad Bengkulu
Rabu, 09 Juli 2014
Pondok Pesantren At-Tarbiyah Konsisten Mengajarkan Kitab Kuning
Posted by rafflesia creator id |  at 08.53.00
Tagged as: Berita Pesantren
Profil Admin
Hamba Allah yang dho'if datang ke Pondok Pesantren sabilil Rasyad untuk belajar, mengajar, mengabdi ...
Tags
Blog Archive
-
▼
2014
-
▼
Juli
- Kisah Semut Yang Tawakkal
- MISTERI PENEMUAN BAHTERA NABI NUH AS
- Kebesaran Allah pada tulang rusuk man..
- Pondok Pesantren At-Tarbiyah Konsisten Mengajarkan...
- Sekilas Tentang Pondok Pesantren Langgar Tarbiyah
- PONPES Wujudkan Pendidikan Berakhlak
- Daftar Pondok Pesantren Di Provinsi Bengkulu
- Jasmine Talkshow: Mengungkap Rahasia Cantik Luar-D...
- Ternyata Yahudi Pun Mengikuti Sunnah
- Filosofi
-
▼
Juli
0 komentar: